Tips Bore Up – Bore up di motor harian bukan hal yang gampang.
Perlu banyak perhitungan matang, mulai ukuran piston dan blok silinder yang digunakan tidak bisa sembarangan.
Sayangnya masih banyak bikers yang anggap sepele soal bore up yang sebabkan beberapa kendala di mesin. Supaya bore up motor harian enggak gampang jebol, perhatika beberapa hal berikut ini.
“Yang paling penting adalah perhitungkan rasio kompresi mesin terlebih dahulu,” ujar Mekanik kami yang sudah berpengalaman selama 5 tahun.
Sebab rasio kompresi mesin ini berkaitan dengan bahan bakar yang digunakan.
“Misalnya jika ingin tetap pakai Pertamax (atau bensin dengan oktan 92) kompresio rasio mesin dibikin 1:11,” ujar Mekanik kami.
“Sedangkan kalau mau pakai Pertalite (atau bensin dengan oktan 90) dibikin rasio kompresi 1:10,5,” sahutnya lagi.
Untuk menyesuaikan rasio kompresi mesin banyaknyang bisa dilakukan, pqling gampang dengan membentuk permukaan kepala piston
Biasanya motor Bore Up punya akselerasi dan torsi yang besar di putaran mesin bawah hingga menengah. Tapi, ketika memasuki putaran mesin bagian atas justru loyo alias enggak ada larinya.
Nah, itulah pentingnya penyesuaian noken as buat menujang bore up motor harian.
“Camshaft (Noken As) itu menyeleraskan antara akselerasi dengan top speed,” ucap Mekanik kami yang sudah berpengalaman.
Sehingga bukaan klep menunjang debit bensin yang masuk ke ruang bakar.
Jika kondisi ruang bakar sudah besar maka yang dibutuhkan adalah debit bensin yang besar juga.
Makanya, jika sudah bore up jangan lupa untuk ganti ECU standar.
“Biar maksimal dan debit bensin yang masuk juga besar jangan lupa ganti ECU standarnya dengan yang lebih mumpuni,” ujar Mekanik kami.
Terakhir Mekanik kami enggak merekomendasikan pakai manipulator seperti piggyback dan teman-temannya.
“Siapa yang tahu kalau manipulator itu bekerja maksimal? mending ganti ecu sekalian,” pungkasnya.
Menaikkan performa motor bisa dengan beberapa cara, salah satunya bore up. Metode ini saya rasa paling menguntungkan, kenaikan performa dan budget yang dikeluarkan sangat sepadan dibanding stroke up sekalipun. Dengan catatan, semua tergantung dari pemilihan sparepart yang berkualitas dan mekanik yang meraciknya. Oleh sebab itu, saya ingatkan sekali lagi agar memperhatikan ukuran piston yang hendak dipakai. Supaya ketebalan dinding liner masih cukup aman (tebal) untuk menyalurkan panas ke sekelilingnya.
Dinding liner yang terlampau tipis bisa meningkatkan resiko piston macet karena boring atau liner melintir (pada bagian yang tipis). Setidaknya, tebal liner setelah dikorter masih tersisa 3 – 5mm. Misalnya di motor Honda Beat, diameter piston adalah 50mm, batas aman untuk dibore up sekitar 53 – 55mm. Sudah lumayan kubikasi dari 110cc menjadi 135cc.
Penataan permukaan piston terhadap atap silinder blok menjadi sangat krusial setelah proses pencarian kompresi ideal. Posisi mendem piston untuk spek harian maksimal 0,8mm dari atap silinder. Nggak boleh lebih kecil dari nilai tersebut biar seher nggak nabrak silinder head.
Begitu pula saat menata deck clearances jangan mengandalkan paking blok bawah yang berlapis, maksimal 1 lapis. Ini untuk menghindari kondisi paking yang makin gepeng, alhasil seher jadi makin mepet dan rawan nabrak head.
Deck clearances ini berguna biar nggak gampang detonasi (pre-ignition). Istilah ini terjadi karena bahan bakar terkompres dan meledak sebelum busi menyala. Namun sebaliknya, clearances nggak boleh lebih dari 1,5mm, sebab ini juga akan mempengaruhi rasio kompresi.
Deck clearances yang aman akan memberi ketentraman hati ketika motor korekan diajak touring. Pemuaian dan sisa kerak pembakaran nggak terlalu mereduksi performa mesin nantinya.
Bentukan desain dome (kubah) piston yang baik adalah hemi-sphere. Profil ini mencerminkan bentuk kubah ruang bakar, agar densitas bahan bakar tersebar merata saat akan diledakkan. Namun, untuk motor korek harian sebisa mungkin tinggi dome piston nggak dipaksakan untuk lebih dari 2mm.
Untuk coakan klep atau relief pada piston harus presisi menampung bukaan klep pada saat proses overlaping (pembilasan). Jarak bebas klep saat overlap terhadap kedalaman coakan piston minimal 2mm untuk motor korek harian. Berjaga-jaga apabila klep sedikit terlambat menutup atau floating pada saat high RPM.
Masih seputar piston, celah alias gap ring piston yang baik juga berpengaruh pada performa, terutama suhu yang dihasilkan. Untuk mesin yang kompresinya nggak terlalu tinggi sebaiknya gap ring kompresi ditata agar nggak lebih besar dari 0,15mm. Antara dinding liner dan ekor piston pun musti dikasih celah kurang lebih 0,3 – 0,4mm. Jadi ketika menerima hasil kolter, gerak piston dari TMB ke TMA harus lancar dengan gap ring yang relatif rapat.
Wajib hukumnya meskipun budget nggak memungkinkan untuk dilakukan porting, menghitung kompresi ideal harus dilakukan. Tujuannya untuk mengetahui bahan bakar apa yang nantinya bisa diisikan ke tangki BBM. Jangan sampai mesin korekan dengan kompresi 15:1 dipaksa minum premium, atau justru mau bikin mesin balap kompresinya 10:1 dikasih avgas. Ya meskipun bisa saja motornya dikasih judul balap dengan bahan bakar premium, asal patokan kompresinya sesuai oktan.
Caranya, buka kepala silinder dan pastikan piston berada di TMA, lapisi celah piston dengan liner silinder pakai gemuk/grease. Tujuannya, agar cairan nggak tembus atau mengalir ke crankcase dan cairan tetap berada di ruang bakar. Jangan tertinggal, lapisi juga bagian klep in dan ex. Lalu isikan cairan atau bisa pakai bensin dengan suntikan maupun buret melalui lubang busi saat TMA. Lalu hasilnya (banyaknya cairan yang disuntikkan) dikurangi 0,8cc untuk mereduksi hitungan yang mengisi lubang busi. Yang terakhir, hasil tersebut baru bisa dipakai untuk perhitungan dengan rumus kompresi sederhana.
Rk = Vs / (Vk – Vb) + 1
Vk: volume cairan terpakai
Vb: volume derat busi
Vs: volume silinder
Rk: rasio kompresi
Misal, diketahui Vk = 15 cc. Vb = 0,6 cc.
Vs = 150 cc. Dengan rumus di atas.
Rk = 150 / (15 – 0,6) + 1
150 / 14,4 + 1
= 11.416666666666666666666666666667
Jadi, rasio kompresi 11,4 : 1
Untuk harian mantap kompresi segini aja sudah lumayan. Nah, kompresi yang terlalu rendah atau yang terlampau tinggi bisa diatur ke rentang 11-12 : 1 saja sudah josss.
Setingan karburator atau injektor yang setingkat lebih basah akan memberi reliabilitas lebih pada performa mesin. Bisa menggunakan main jet setingkat lebih besar atau injektor yang satu level lebih banyak lubangnya. Tujuannya agar densitas campuran bahan bakar dan udara lebih padat sehingga ledakan juga makin besar. Indikator terlalu boros atau nggaknya, bisa kalian lihat di ujung elektroda busi. Hasil pembakaran yang pas bisa perhatikan warna busi yang merah kecoklatan.
Apabila dibandingkan dengan setingan kering yang menyebabkan elektroda berwarna keabu-abuan yang bikin mesin jadi cepat panas. Jika settingan terlalu kering, akibatnya piston bisa macet pada liner karena memuai.
Tugas komponen yang satu ini memang sepele, mengembalikan posisi klep pada dudukan semula. Namun yang perlu dijadikan fokus adalah kecepatan klep untuk kembali ke posisi awal. Sebab bila sang per klep gagal atau terlambat mengembalikan klep, piston akan dengan mudah menabrak payung klep. Apalagi saat mesin berkitir di RPM tinggi, kemungkinan mesin motor korekan untuk jebol juga makin besar.
Caranya menanganinya simpel, yaitu dengan mengganti per klep atau katup dengan yang lebih keras. Selain meminimalisir terjadinya valve floating, dengan ganti per lebih keras, mesin juga mampu berkitir lebih tinggi dari sebelumnya.
Karena fungsi oli selain sebagai pelicin antara benda-benda yang bergesekan juga berfungsi sebagai pendingin. Kualitas oli yang bagus akan membuat daya tahan mesin lebih optimal meski sering dipacu. Banyak perdebatan tentang kualitas oli, dan nggak ada yang perlu diperdebatkan masalah itu. Patokan sederhana, merk apa yang lolos uji atau sering dipakai balap akan memiliki kualitas lebih baik. Yang perlu diingat, perhatikan usia pakai oli mesin! Pada mesin korek harian, interval penggantian oli akan sangat mungkin jadi lebih singkat dibanding rekomendasi pabrikan.
Nah, itulah beberapa tips agar bore up lebih awet dan tidak gampang jebol.
Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menambah wawasan anda untuk memahami tentang kendaraan anda.